Halaman

Peristiwa


Waktu kecil seringkali kami meneriakkan kata "linduuuuuu" disertai back sound bunyi botol jamu yang beradu "ting...ting.. ting... tatkala getaran Gunung Lawu yang acap kali secara spontan mengagetkan kami. Dan tidak menunggu lama suara itupun sahut menyahut riuh bak kokok ayam di pagi hari. Tepatnya Kamis, 19 November 1981 di lerengnya lereng gunung Lawu, sebuah Desa yang asri berbalut hamparan sawah yang berseling kebun tebu dan palawija sebagai siklus tanam. Tepatnya di dusun Jaranan Desa Ngadirejo Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan lahir bayi di agem asto S-U-Y-A-T-N-O.
Suyatno bin Sarminto, anak ke dua dari tiga bersaudara jaler sedanten. Masa kecil di dusun menggambar selaksa ukiran kenangan yang terpahat indah. Di antara nostalgia masa endang yang tak terlupakan adalah ; Angon Wedhus di padang gembala sesaat sebelum gunung meletus, pencarian tebu berdarah hingga mainan sepur, adhus neng kali setiap pagi dengan dingin yang menggigit, cari asem sepanjang perjalanan pulang sekolah, buah juwet dengan Gunung Bancak, panen kacang plus jangkriknya dan lain-lain.
Latar kisah lerengnya lereng Gunung Lawu berganti tepatnya pada  Rabu, 15 Agustus 1990. Daerah Transmigrasi tepatnya di SP 6 B (Sekarang Desa Air Putih Kec. Lubuk Batu Jaya INHU). Sebuah bayangan yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. 

Suasana sepi, gulita berterangkan lampu teplok, rumah Papan, di tengah-tengah bekas bakaran hutan, jarak dengan tetangga sangat jauh, dan notabene benar-benar baru laksana miniatur Indonesia dan tentunya belum saling kenal. 

Orang tua kami adalah orang yang paling KUAT tekadnya, perlahan menghadirkan kegetiran menjadi senyum penuh kemandirian. Sejak belia kami sudah terbiasa berbagi tugas. Tugas utama saya adalah mencari kayu bakar dari sisa-sisa log kayu hutan yang tak terbakar dengan menggunakan kampak, memanen berbagai sayur mayuran yang tumbuh sangat subur. Sejak itu kami akrab dengan berbagai pemandangan satwa hutan. Bahkan hutan perawan bukanlah hal yang menakutkan bagi masa remaja kami, sekedar bergelayut dari satu akar pohon ke akar pohon yang lain laksana tarzan, mencari rotan, bereksperimen rasa air dari berbagai akar pohon dan tak jarang kami harus bertemu dengan sekawanan Babi, Gajah, serta berbagai jenis Monyet saat bermain atau perjalanan sekolah ke tetangga desa dengan sepada Onthel bersama teman-teman.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Post