Halaman

Minggu, 23 Februari 2025

Bergembiralah dan Tautkan Diri Kedalam Masjid

Sesaat setelah tiba di Madinah, Rasulullah ﷺ disambut dengan suka cita oleh kaum Anshar. Setiap suku berlomba-lomba mengundang beliau untuk tinggal bersama mereka. Namun, Rasulullah ﷺ dengan penuh kebijaksanaan bersabda:

"Biarkan unta ini berjalan, karena ia diperintahkan (oleh Allah)."

Unta Rasulullah ﷺ, yang bernama Al-Qashwa, terus berjalan hingga tiba di sebuah lahan kosong yang digunakan sebagai tempat menjemur kurma. Lahan itu milik dua anak yatim dari Bani Najjar, yaitu Sahal dan Suhail. Rasulullah ﷺ kemudian membeli tanah tersebut dengan harga yang adil, meskipun keluarga mereka sebenarnya ingin menyerahkannya sebagai hadiah.

Di tempat inilah kemudian dibangun Masjid Nabawi. Ketika Rasulullah ﷺ tiba di Madinah dalam peristiwa hijrah, hal pertama yang beliau bangun bukanlah istana atau benteng pertahanan, tetapi Masjid. Hal ini menunjukkan bahwa masjid bukan sekadar tempat ibadah, melainkan pusat peradaban yang menjadi dasar bagi terbentuknya masyarakat Islam yang beradab, berilmu, dan berdaya. Rasulullah ﷺ memahami bahwa dalam membangun sebuah masyarakat, hubungan manusia dengan Allah harus diperkuat terlebih dahulu. Oleh karena itu, masjid dijadikan sebagai pusat aktivitas umat Islam, baik dalam bidang spiritual, sosial, maupun pemerintahan.

Salah satu peran utama masjid adalah merupakan simbol semangat persatuan antara kaum Muhajirin, yang datang dari Makkah, dan kaum Anshar,

Sabtu, 22 Februari 2025

Selamat Datang Ramadhan

Rasulullah ﷺ adalah sosok yang paling bergembira menyambut datangnya bulan Ramadhan. Setiap kali bulan suci ini mendekat, beliau menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ.

"Sungguh telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan atas kamu berpuasa di dalamnya. Pada bulan ini, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang terhalang dari kebaikannya, maka sungguh ia telah terhalang." (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ، فُتِحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ.

"Apabila Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lain, Rasulullah ﷺ bersabda: 

Senin, 17 Februari 2025

Mata Air dan Pohon Yang Baik

Suatu ketika, Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berjalan di tengah malam untuk mengawasi keadaan rakyatnya. Di sebuah rumah sederhana, ia mendengar percakapan seorang ibu dan anak perempuannya. Sang ibu menyuruh anaknya mencampur susu dengan air agar volume susu bertambah sebelum dijual. Namun, sang anak dengan tegas menolak, seraya berkata, "Wahai ibu, Amirul Mukminin telah melarang kita mencampur susu dengan air." Ibunya pun membalas, "Amirul Mukminin tidak melihat kita." Namun sang anak menjawab dengan penuh keyakinan, "Tetapi Allah melihat kita."

Peristiwa ini menggambarkan keteguhan seorang muslimah dalam menjaga kejujuran dan ketaatan, meskipun dalam keadaan sulit dan tanpa pengawasan manusia. Kisah ini berbuah manis: Umar bin Khattab kemudian menikahkan anaknya dengan putranya, dan dari keturunan mereka lahirlah Umar bin Abdul Aziz, khalifah yang dikenal sebagai pemimpin adil dan zuhud.

Seperti mata air yang jernih, sumber kehidupan yang bersih akan mengalirkan kebaikan ke sekitarnya. Sebaliknya, jika sumber itu telah tercemar,

Selasa, 04 Februari 2025

Jangan Rengkuh Pagi Berkahmu Dengan Lelapmu

Kabut tipis menyelimuti perumahan yang terletak di ambang pesantren Al-Ihsan, tempat di mana derap langkah para guru dan santri berpadu dalam kesederhanaan kehidupan. Fajar mulai merangkak dengan lembut, seolah-olah melukiskan bait-bait syair keindahan alam di kanvas langit yang masih bergelut dengan kegelapan malam. Di ufuk timur, sesosok sinar tipis perlahan menembus celah-celah awan, menandakan bahwa hari baru telah tiba.

Di ujung sebuah jalan kecil, di mana riak kehidupan perumahan terpaut erat dengan semangat keilmuan dan ketakwaan, berdiri sebuah musholla yang masih dalam proses pengerjaan. Dinding-dindingnya yang kokoh menyimpan harapan, untuk bisa digunakan hanya menyisakan perkerjaan kecil meskipun masih jauh dari layaknya masjid atau musholla, harapan dan semangat untuk segera menggunakannya demi mendekatkan diri kepada Sang Pencipta terus mengalir di hati setiap penghuni.

Di tengah keriuhan pagi yang syahdu itu, terdengar suara tarhim yang lembut namun penuh makna, mengiringi rintik-rintik gerimis yang menari di atas aspal. Suara tersebut bukan sekadar seruan ritual, melainkan panggilan jiwa untuk menyambut rahmat Allah sebelum hari berlalu. Di antara suara-suara itu, terdengar pula seruan kecil dari hati anak-anak yang telah terlatih sejak dini untuk mengutamakan ibadah.

Di salah satu sudut perumahan, Alif, murid kelas 4, sedang sibuk menyiapkan diri. Ia tampak bersemangat meski udara masih dingin menusuk. Dari dalam rumah,

Popular Post