Halaman

Senin, 17 Februari 2025

Mata Air dan Pohon Yang Baik

Suatu ketika, Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu berjalan di tengah malam untuk mengawasi keadaan rakyatnya. Di sebuah rumah sederhana, ia mendengar percakapan seorang ibu dan anak perempuannya. Sang ibu menyuruh anaknya mencampur susu dengan air agar volume susu bertambah sebelum dijual. Namun, sang anak dengan tegas menolak, seraya berkata, "Wahai ibu, Amirul Mukminin telah melarang kita mencampur susu dengan air." Ibunya pun membalas, "Amirul Mukminin tidak melihat kita." Namun sang anak menjawab dengan penuh keyakinan, "Tetapi Allah melihat kita."

Peristiwa ini menggambarkan keteguhan seorang muslimah dalam menjaga kejujuran dan ketaatan, meskipun dalam keadaan sulit dan tanpa pengawasan manusia. Kisah ini berbuah manis: Umar bin Khattab kemudian menikahkan anaknya dengan putranya, dan dari keturunan mereka lahirlah Umar bin Abdul Aziz, khalifah yang dikenal sebagai pemimpin adil dan zuhud.

Seperti mata air yang jernih, sumber kehidupan yang bersih akan mengalirkan kebaikan ke sekitarnya. Sebaliknya, jika sumber itu telah tercemar,

aliran yang keluar darinya pun akan ikut kotor. Demikian pula dengan kondisi umat Islam saat ini. Permasalahan yang terjadi dalam masyarakat—baik itu korupsi, kebodohan, atau ketidakadilan—pada dasarnya berakar dari lemahnya kualitas individu dalam hal ketakwaan, akhlak, dan integritas.

Keimanan dan kejujuran Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu menjadikannya sebagai pribadi yang disegani. Ia tampil menjernihkan kekeruhan ketika Rasulullah ﷺ wafat, banyak orang ragu dan merasa kehilangan pegangan, tetapi dengan keteguhan hatinya, Abu Bakar mampu menenangkan umat dan mempertahankan kestabilan Islam. Integritasnya yang tinggi membuatnya menjadi pemimpin yang dihormati dan dijadikan teladan sepanjang zaman. begitupula Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu, seorang sahabat yang memiliki akhlak luar biasa. Meskipun berasal dari kalangan miskin dan tidak memiliki kekuatan fisik yang besar, beliau terkenal dengan keilmuannya yang tinggi dan kecintaannya pada Al-Qur'an. Keteladanannya dalam beribadah dan mengajarkan Islam menjadi inspirasi bagi banyak orang setelahnya. Sahabat laksana mata air jernih dan menjernihkan, laksana taburan cahaya bintang yang melukis keindahan peradaban mayapada.

Memperbaiki umat, perlu dimulai dari sumbernya: membangun pribadi-pribadi yang sholeh dan bertakwa. Sebagaimana mata air yang jernih, individu yang baik akan menjadi teladan bagi lingkungannya, yang pada akhirnya akan memperbaiki masyarakat secara luas. Sebagaimana berjuta hikmah dalam sejarah Islam, kita melihat bagaimana Rasulullah ﷺ membangun peradaban dengan menanamkan akhlak dan keimanan yang kuat kepada para sahabat. Generasi sahabat bukanlah generasi yang terbentuk dengan instan, melainkan hasil dari pendidikan yang panjang, penuh kesabaran, dan keteladanan nyata dari Rasulullah ﷺ. Beliau tidak hanya mengajarkan teori, tetapi menjadi contoh nyata dalam setiap aspek kehidupan.

Kini, tantangan terbesar umat Islam adalah membentuk kembali pribadi-pribadi unggul yang bisa menjadi sumber mata air kebaikan bagi masyarakatnya. Pendidikan berbasis nilai Islam, pembiasaan akhlak yang luhur sejak dini, dan keteladanan dari para pemimpin serta orang tua menjadi kunci utama. Tidak cukup hanya menuntut perubahan dari sistem atau kebijakan, tetapi harus dimulai dari setiap individu yang berusaha menjadi muslim sejati. Menjadi pribadi yang sholeh, menjaga integritas, dan memberikan keteladanan bagi lingkungan sekitar. Seperti mata air yang jernih, kebaikan yang kita lakukan akan terus mengalir, membawa manfaat bagi banyak orang, dan menjadi awal dari perbaikan umat secara keseluruhan.

Sebagaimana firman Allah dalam Surah Ibrahim ayat 24-25:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًۭا كَلِمَةًۭ طَيِّبَةًۭ كَشَجَرَةٍۢ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌۭ وَفَرْعُهَا فِى ٱلسَّمَآءِ تُؤْتِىٓ أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍۢ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan izin Tuhannya."

Mata air yang jernih adalah awal dari kehidupan yang bersih, sebagaimana pohon yang baik tumbuh dari akar yang kuat.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Post