Halaman

Selasa, 25 Januari 2022

Kemandirian Hadir Karena Produksi

Islam sebagai agama yang Syamil Mutakamil mengandung konsepsi ajaran yang sempurna dan menyeluruh. Sempurna dalam segala dimensi dan menyeluruh meliputi seluruh keadaan zaman dan seluruh sendi kehidupan. Ia bukan hanya ajaran yang berbicara tentang ibadah Mahdhoh saja, melainkan sebuah ajaran yang lengkap berbicara tentang semua aspek kehidupan termasuk dalam hal ekonomi yakni tentang konsep produksi.

Dalam konsep ekonomi tentang produksi dalam Islam, Rosulullah Muhammad SAW berpesan agar ummatnya bekerja, berproduksi sehingga bisa terentas dari kefakiran dan kepapaan. Secara tegas Rosulullah menyampaikan 
bahwa كَادَ اْلفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا kemiskinan dekat dengan kekufuran, sehingga aktifitas ekonomi dalam Islam terkandung seluruh pesan prinsip yang menguatkan aktifitas beragama (maqhosid syariah) yang meliputi melindungi agama, melindungi jiwa, melindungi pikiran, melindungi harta serta melindungi nasab dan keturunan.

Kekhawatiran meninggalkan anak keturunan dalam kondisi lemah kesejahteraan, hendaknya menjadikan seorang muslim untuk lebih memiliki etos kerja yang tinggi sebagai manifestasi ketakwaan kepada Allah SWT. Dalam Al-Quran, Surat An-Nisa ayat 9, Allah SWT berfirman :

وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا۟ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَٰفًا خَافُوا۟ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”

Sholiha (2018) menyatakan bahwa Production is mandatory to meet the needs of the people, so this is the reason why Islam encourages people to utilize the existing natural resources to meet human needs by way of processing and producing it. produksi itu wajib untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka dari itu Islam menganjurkan manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan cara mengolah dan memproduksinya. Dalam prespektif Islam produksi merupakan upaya mengelola sumberdaya menjadi sesuatu yang memiliki manfaat, memiliki guna serta memiliki nilai dan atau menambah nilai terhadap suatu produk, barang dan jasa untuk kepentingan manusia. Dalam memproduksi barang dan jasa haruslah hanya yang dibolehkan menurut Islam yakni halal dan baik. (Muhammed Aslam Haneef, 2010).

Dalam pandangan Baqir Sadr (1979), perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi konvensional terletak pada filosofi ekonomi, bukan pada ilmu ekonominya. Filosofi ekonomi memberikan pemikiran dengan nilai Islam dan batasan syariah, sedangkan ilmu ekonomi berisi alat-alat analisis ekonomi yang dapat digunakan. faktor produksi ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional tidak berbeda, yang secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : 
  1. Sumber Daya Alam, Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti tanah, tumbuhan, hewan, udara, sinar matahari, hujan, bahan tambang dan lain sebagainya. Faktor produksi sumber daya alam merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di alam langsung.
  2. Sumber Daya Manusia (Tenaga kerja), Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang
  3. Modal, Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Di dalam proses produksi, modal dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan.
  4. Sumber Daya Pengusaha (Manajemen), Sumber daya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien. Pengusaha berkaitan dengan manajemen. Karena sebagai pemicu proses produksi, pengusaha perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi, sehingga pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha. (Mawardi : Ekonomi Islam, 69-72).
  5. Teknologi, Di era kemajuan produksi yang ada saat ini, teknologi mempunyai perananan yang sangat besar dalam sektor ini. Berapa banyak produsen yang kemudian tidak bisa survive karena adanya kompetitor lainnya dan lebih banyak yang bisa menghasilkan barang/jasa jauh lebih baik, karena didukung oleh faktor teknlogi. (Fauzia I.Y : 2014)
Ali M (2013) menyatakan bahwa Pada prinsipnya kegiatan produksi terkait seluruhnya dengan syariat Islam, di mana seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan tujuan dari konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang muslim dilakukan untuk mencari falah (kebahagiaan), demikian pula produksi dilakukan untuk menyediakan barang dan jasa guna falah tersebut. Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah Saw memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip produksi, yaitu sebagai berikut:
  1. Tugas manusia di muka bumi sebagai khalifah Allah adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalnya. Allah menciptakan bumi dan langit berserta segala apa yang ada di antara keduanya karena sifat Rahmān dan Rahīm-Nya kepada manusia. Karenanya sifat tersebut juga harus melandasi aktivitas manusia dalam pemanfaatan bumi dan langit dan segala isinya.
  2. Islam selalu mendorong kemajuan di bidang produksi. Menurut Yusuf Qardhawi, Islam membuka lebar penggunaan metode ilmiah yang didasarkan pada penelitian, eksperimen, dan perhitungan. Akan tetapi Islam tidak membenarkan pemenuhan terhadap hasil karya ilmu pengetahuan dalam arti melepaskan dirinya dari Al-Qur’an dan Hadits.
  3. Teknik produksi diserahklan kepada keinginan dan kemampuan manusia. Nabi pernah bersabda : “Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian”.
  4. Dalam berinovasi dan bereksperimen, pada prinsipnya agama Islam menyukai kemudahan, menghindari mudarat dan memaksimalkan manfaat. Dalam Islam tidak terdapat ajaran yang memerintahkan membiarkan segala urusan berjalan dalam kesulitannya, karena pasrah kepada keberuntungan atau kesial, karena berdalih dengan ketetapan-Nya, sebagaimana keyakinan yang terdapat di dalam agama-agama selain Islam. Seseungguhnya Islam bekerja dan berbuat, bersikap hati-hati dalam melaksanakannya. Tawakal dan sabar adalah konsep penyerahan hasil kepada Allah SWT. Sebagai pemilik hak prerogatif yang menentukan segala sesuatu setelah segala usaha dipenuhi dengan optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Post